Tuesday, September 15, 2009

Mengenal Mas Poeng dan Mas Budi (alm)

Poerwoto Hadipoernomo atau yang lebih dikenal dengan Mas Poeng lahir di kota gudeg Yogyakarta pada 1 Desember 1944. Sebagai pewaris ilmu Bela Diri Tangan Kosong (Betako), sejak kecil akrab dengan tempaaan keilmuan Merpati Putih, ayahnya sendirilah yang selalu mengasah dengan ilmu beladiri ini. Ayahnya menanamkan disiplin, kerja keras, dan berani.
Bahkan ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar, suatu malam ayahnya mengajak jalan kaki menempuh jarak +40 km ke pantai parang kusumo untuk latihan. Ditengah-tengah latihan oleh ayahnya ditinggal sendirian di pantai yang gelap gulita, anak yang masih duduk di bangku SD itu harus pulang jalan kaki dikegelapan malam. Setelah beranjak dewasa, hasil tempaan orang tuanya mulai dipahami. Mas Poeng demikian panggilan akrab guru besar perguruan Merpati Putih, tidak pernah puas dengan hasil kerja kerasnya. Ia selalu belajar dan mendalami keilmuan yang berasal dari Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Amangkurat ini.
Agar perguruan ini dapat dinikmati oleh masyarakat luas dan terorganisir dengan baik, maka pada 17 April 1998, ia mendirikan Yayasan Saring Hadipoernomo. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, ilmu kanuragan warisan orang tuanya mulai dikembangkan dan diteliti secara ilmiah bersama dengan adiknya, R Budi Santoso.
Sumber : MP Pusat

Thursday, September 10, 2009

Merpati Putih dan Penelitian Ilmiah

Tahun 1973

Kerjasama dengan penelitian dan pengembangan Akademi Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Udara dan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Penelitian mengenai Perbandingan Latihan Metode Merpati Putih dengan Metode Aerobics DR. Cooper terhadap Kesegaran Jasmani.
Obyek Penelitian :
- 20 orang Taruna dilatih dengan metode DR. Cooper
- 20 Orang Taruna dilatih dengan metode Merpati Putih.
Cara Penilaian
- Sesuai dengan penilaian dari DR. Cooper yang inenilai kemampuan aerobics yaitu kemampuan sistem respirasi dan kardiovaskuler
- Aerobics dan Margaria, yaitu menilai kemampuan otot-otot untuk bekerja secara anerobics
- Mengukur Timed Vital Capacity untuk menilai sifat kelenturan jaringan paru-paru.
Kesimpulan
1. Kelompok taruna yang dilatih dengan metode Merpati. Putih yang latihan aerobic-nya kurang, berhasil menyamai kelompok Taruna dengan Metode Aerobics DR. Cooper.
2. Waktu untuk berlari menempuh jarak 1600 meter serta Timed Vital Capacity antara kedua kelompok tidak ada perbedaan.
3. Dari peengamatan yang telah dilakukan ini dapat diduga bahwa metode latihan Merpati Putih tidak inenimbulkan suatu kelainan yang bersifat merugikan / mengganggu kesehatan.
4. Kelebihan dari metode Merpati Putih dapat inenarnbah keinampuan
Penelitian ini dipimpin oleh Prof. DR. Achmad Muhammad dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Jogyakarta.
Tahun 1983
Kerjasama dengan Pusat Jasmani Militer Komando Pengembangan Pendidikan dan Latihan TNI AD. Penelitian tentang Latihan Pernafasan Merpati Putih untuk mendapatkan daya tahan, menghimpun serta penyaluran tenaga.
Obyek Penelitian :
Prajurit TNI AD yang dilatih metode Merpati Putih selama satu tahun penuh.
Cara Penilaian
Cara penilaian diarahkan pada faktor pendukung peningkatan kemampuan jasmani, yaitu
1. Unsur Postur Tubuh
2. Unsur Kesegaran Jasmani
3. Unsur ketangkasan
Kesimpulan
1. Latihan Pernafasan Merpati Putih perlu disebarluaskan dilingkungan TNI AD khususnya dan ABRI pada umumnya.
2. Program latihan pernafasan sangat ekonomis, efisien dan efektif karena tidak menuntut sarana, prasarana, waktu dan biaya yang mahal.
Tahun 1984
Bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Pusat Pertamina Jakarta. Penelitian tentang Manfaat latihan Merpati Putih untuk meninggikan kesiagaan Fisik Mental.
Obyek Penelitian
- 5 Orang wanita, berumur antara 25 - 35 tahun
- 19 orang pria, berumur antara 29 - 42 tahun
Cara Penilaian
- Kemampuan Aerobics dinilai dari bilangan nadi, sesudah objek penelitian coba melakukan kerja selama 6 menit dengan beban 100 W (wanita) dan 125 W (Pria) dengan mendayung ergometer Sepeda Listrik (Eleina Schonander) .
- Kekuatan statik otot, dengan mengukur kuat genggam tangan kanan dan kin pada Dinamometer Genggam TTK.
- Daya pernafasan, dengan mengukur kekuatan otot pernafasan
  1. MBC (kemampuan bernafas maksimum) dengan frekuensi pernafasan 60 (wanita) dan 50 (pria).
  2. VC (Kapasitas Vital).
  3. FEV (penghembusan nafas paksa dalam satu detik).
- Daya Konsentrasi dan reaksi (Psikofisiologis) dengan 3 jenis, yaitu
a. Ukuran Kesiagaan Mental (Bourdon Wiersina)
b. Waktu Reaksi
c. Frekuensi kedip kritik (ukuran kesiagaan sentral )
Kesimpulan
1. Semua fungsi fisiologis dan psikologis kecuali waktu reaksi dan frekuensi kedip kritik, inenunjukkan kenaikkan (perbaikan).
2. Hal yang ditonjolkan sebagai suatu ciri khas latihan Merpati Putih, ialah latihan-latihan kerutan otot secara isometrik, yang di harapkan akan menaikkan kekuatan otot. Agaknya dapat dibuktikan dari perbaikaan MBC (kemampuan bernafas Maksimum), VC (Kapasitas Vital) dan FEV (Penghernbusan nafas paksa dalam 1 detik), disamping penambahan kekuatan genggam tangan.
Tahun 1985
Bekerjasa sama dengan Batalyon Infantri 203/Arya Kamuning.
Obyek Penelitian
Seluruh anggota Batalyon Infantri 203/Arya Kamuning dilatih dengan menggunakan metode Merpati Putih selama 5 bulan, dengan frekuensi latihan 3 kali seminggu @ 90 menit.
Kesimpulan
1. Kemampuan kesegaran jasmani meningkat
2. Kemampuan ketrampilan perorangan ikut meningkat, terbukti Prestasi Yon If. 203 dalam lomba serangan batalyon Seluruh Indonesia (1985) berhasil keluar sebagai juara Pertaina dengan mencatat waktu lebih cepat dari yang ditetapkan.
Tahun 1987
Bekerjasama dengan Yayasan Jantung Sehat dan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta. Penelitian dipimpin oleh Dr. Dede Kuswara
Obyek Penelitian
- 2 Orang Tingkat Dasar Dua dengan usia 60 tahun keatas
- 2 Orang Tingkat Balik Satu dengan usia 40 - 55 tahun
- 2 Orang Tingkat Balik Dua dengan usia 30 - 40 tahun
Obyek coba diminta untuk mengadakan latihan Merpati Putih selama 60 (enampuluh) menit, kemudian diteliti tingkat kesegaran jasmani dan pemulihan kembali pada kondisi fisik semula.
Kesimpulan
1. Tingkat kesegaran dinyatakan baik dan meningkat
2. Pemulihan kondisi fisik ke keadaan semula relatif cepat.
Tahun 1990 - Sekarang
Bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan ISTN Jakarta. Sampai saat mi masih diteliti tentang Explosive Power.



Wednesday, September 9, 2009

Keilmuan Merpati Putih

Dalam keilmuannya, Merpati putih memiliki berbagai keahlian dan bakat dari masing-masing anggota, diantaranya : Getaran, Power, Naluri, Lontaran, Pengobatan, Bara api, dan masih banyak lagi. Dari semua ilmu itu didapat dengan olah pernapasan dan tak lepas juga dari peregangan otot, Peregangan adalah salah satu bentuk persiapan awal dalam melakukan aktivitas olahraga, termasuk olahraga beladiri. Pada perguruan beladiri modern biasanya dalam latihan sudah dimasukkan unsur ilmu kesehatan dan olahraga, di antaranya teknik peregangan. Teknik peregangan perlu dikuasai oleh para pelatih dan atlet karena manfaatnya sangat besar, namun tentu saja setiap cabang olahraga di samping memiliki teknik peregangan yang bersifat umum juga memiliki teknik peregangan yang lebih spesifik. Pada kesempatan ini sebagai pendahuluan akan diuraikan beberapa manfaat melakukan pemanasan, peregangan, serta beberapa kondisi yang tidak dianjurkan untuk melakukan peregangan.
Sebelum melakukan peregangan sebaiknya terlebih dahulu melakukan pemanasan (warm-up), walaupun ada pendapat lain yang menyatakan bahwa pemanasan sebaiknya dilakukan setelah melakukan peregangan. Pemanasan merupakan salah satu bagian dasar dari program latihan permulaan yang terdiri dari sekelompok latihan yang dilakukan pada saat hendak melakukan aktivitas olahraga.
Beberapa manfaat melakukan pemanasan adalah sebagai berikut:
· Meningkatkan suhu tubuh beserta jaringan-jaringannya.
· Menaikkan aliran darah melalui otot-otot aktif.
· Meningkatkan detak jantung sehingga dapat mempersiapkan bekerjanya sistem jantung dan pembuluh darah (cardiovaskular).
· Menaikkan tingkat energi yang dikeluarkan oleh metabolisme tubuh.
· Meningkatkan pertukaran (pengikatan) oksigen dalam hemoglobin.
· Meningkatkan kecepatan perjalanan sinyal saraf yang memerintah gerakan tubuh.
· Meningkatkan efisiensi dalam proses reciprocal innervation, sehingga memudahkan otot-otot berkontraksi dan rileks secara lebih cepat dan efisien.
· Meningkatkan kapasitas kerja fisik atlet.
· Mengurangi adanya ketegangan pada otot.
· Meningkatkan kemampuan jaringan penghubung dalam gerakan memanjang atau meregang.
· Terjadi peningkatan kondisi tubuh atlet secara psikologis.
Intensitas dan lamanya waktu dalam melakukan pemanasan sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan fisik atlet dan kondisi yang ada. Pada intinya, pemanasan tersebut harus dilakukan cukup intensif untuk meningkatkan suhu tubuh sehingga menyebabkan berkeringat, akan tetapi jangan melakukan pemanasan terlalu berlebihan sehingga menyebabkan keletihan. Pada cuaca yang dingin latihan pemanasan tersebut dapat dilakukan secara lebih intensif lagi.
Setelah selesai melakukan pemanasan, barulah mulai melakukan peregangan. Salah satu tujuan peregangan adalah untuk mencapai kelenturan, yaitu kemampuan untuk menggerakkan otot beserta persendian pada seluruh daerah pergerakan. Meskipun demikian, peregangan hanya bermanfaat apabila dilakukan secara benar sebagaimana mestinya. Beberapa alasan mengapa para atlet melakukan peregangan untuk memperbaiki dan meningkatkan kelenturan tubuhnya adalah sebagai berikut:
· Dapat meningkatkan kebugaran fisik seorang atlet.
· Bisa mengoptimalkan daya tangkap, latihan, dan penampilan atlet pada berbagai bentuk gerakan yang terlatih.
· Dapat meningkatkan mental dan relaksasi fisik atlet.
· Dapat meningkatkan perkembangan kesadaran tubuh atlet.
· Dapat mengurangi risiko keseleo sendi dan cedera otot (kram)
· Dapat mengurangi risiko cedera punggung
· Dapat mengurangi rasa nyeri otot.
· Dapat mengurangi rasa sakit yang menyiksa pada saat menstruasi bagi atlet wanita.

Sejarah Tradisi Merpati Putih

Tradisi adalah upaya pelestarian sejarah keilmuan Merpati Putih. Tradisi pertama kali dilaksanakan pada tahun 1971 menjelang pergantian tahun baru Jawa yaitu menjelang tanggal 1 Suro ( Muharam). Kemudian berganti menjadi tanggal 31 Desember menjelang tanggal 1 Januari dan akhirnya ditetapkan kembali di bulan Suro. Saat ini tradisi tidak dilaksanakan tepat menjelang 1 Suro dengan pertimbangan kondisi Parangkusumo pada saat malam menjelang 1 Suro penuh sesak oleh masyarakat umum dan pedagang, sehingga mengurangi kehimatan dan mengganggu acara inti tradisi.

Kala itu, acara tradisi diawali dengan acara pembukaan di alun-alun selatan Kraton Yogyakarta dengan acara perguruan kemudian berangkat menuju pantai Parangkusumo. Peserta diberangkatkan dari Bumijo, salah satu kecamatan di Kota Yogyakarta, pada pagi hari yang diikuti kurang lebih 50 anggota dari Cabang Yogyakarta. Perjalanan dari Yogyakarta ke Prangkusumo ini ditempuh dengan berjalan kaki pergi pulang. Menjelang tiba di pantai Parangkusumo mereka harus menyeberangi kali Opak karena pada waktu itu belum ada jembatan Kretek.

Pada bulan Desember 1978, dalam perjalanan melewati arus Kali Opak yang cukup deras karena musim penghujan, Mas Pung menunjuk lima orang anggota untuk mencari rute penyeberangan kali Opak tetapi menjelang tepi sungai terjadi musibah. Tiga dari lima orang pemandu jalan tersebut hanyut terseret arus. Dari ketiga orang tersebut , dua orang dapat diselamatkan dan satu orang yaitu Mas Ginanto hilang ditelan ombak kali Opak dan jasadnya tidak dapat ditemukan meskipun telah dilakukan pencarian dengan menyusuri kali Opak sampai laut selatan.

Karena peristiwa ini dalam acara tradisi selanjutnya tidak melewati Kali Opak, tapi naik kendaraan dengan memutar melewati jembatan Siluk (daerah Siluk ini kemudian dijadikan sebagai tempat start anggota Merpati Putih Cabang Yogyakarta yang akan dilatik ke tingkat Kombinasi 1) dan turun kaki gunung botak kemudian melintasi gunung botak menuju Pantai Parangkusumo. Perjalanan melintasi gunung botak ini sebagai ganti perjalanan Yogya – Parangkusumo. Dalam acara tradisi selanjutnya, sebelum melintasi gunung botak selalu diadakan acara tabur bunga di Kali Opak untuk mengenang Mas Ginanto yang hilang di Kali Opak pada waktu itu.

Sejak tradisi 2008 ini, acara tabur bunga tidak hanya mengenang Mas Ginanto. Acara tabur bunga dilakukan untuk mengenang pula 3 anggota Merpati Putih yaitu Mas Fadhli, Mas Bayu dan Mas Leo yang gugur saat Ujian Kenaikan Tingkat Nasional 2007 pada tanggal 8 September 2007.

Dalam pelaksanaan tradisi sekarang, peserta dibagi menjadi dua rombongan. Rombongan pertama yang terdiri dari Pewaris, Senior dan perwakilan cabang-cabang nyekar (ziarah) ke makam Sang Guru Saring Hadi Poernomo dan makam Mas Budi Santoso Hadi Poernomo di Ngulakan, Wates, Kabupaten Kulon Progo. Sedangkan rombongan yang lain melakukan kegiatan seperti disebutkan diatas.

Prosesi selanjutnya di Parangkusumo, seluruh peserta melakukan acara Jamasan dimana tersedia 3 kuali yang berurutan berisi air bersih, air merang ketan hitam, dan air bunga sebagai pengharum, sehingga dengan berbekal kebersihan diri seluruh peserta dapat mengikuti seluruh rangkaian acara tradisi dengan hati, jiwa dan pikiran yang jernih.

Monday, September 7, 2009

Kurikulum Pendidikan dan Latihan Merpati Putih


Pendidikan dan latihan di dalam PPS Betako Merpati Putih meliputi :

· Pendidikan dan latihan keterampilan dalam seni beladiri dan tata pernafasan.

· Pendidikan dan latihan bidang kepemimpinan dan organisasi, serta pendidikan latihan bidang intelektual lainnya.

Lama pendidikan setiap tahap, bergantung pada tingkatan yang berhasil dicapai. Setiap tingkatan mempunyai seragam latihannya serta materi dan tahap pencapaiannya berlainan.

Pakaian seragam latihan yang digunakan berupa : baju seragam warna putih dan celana panjang warna hitam (celana pangsi), dengan kelengkapannya berupa:

· Lambang ukuran besar, yang diletakkan di bagian dada sebelah kiri.

· Lambang ukuran kecil, yang diletakkan di salah satu ujung ikat pinggang.

· Ikat pinggang/sabuk warna merah atau putih.

· Pita, yang berbeda warna setiap tingkat dan diletakkan di atas lambang ukuran kecil.

1. Tingkat Dasar I

Merupakan calon anggota PPS Betako Merpati Putih. Lama pendidikan 6 bulan dengan tanda tingkatan berupa ikat pinggang putih dan belum memakai lambang ukuran besar.

Materi pendidikan dan latihan:

a. Teknik beladiri :

· Langkah, gerak dasar, serta rangkaian gerak dasar di tempat.

· Rangkaian gerak pengarahan dan gerak praktis

b. Latihan Pernafasan untuk Dasar I

c. Materi Ujian :

· Teknik beladiri.

· Tenaga, dengan materi : lari minimal 10-20 km, dan pemukulan benda keras (sebuah baris beton diameter 20 cm dan tiga rangkai tegel). Dua buah sasaran yang dilaksanakan dua kali nafas.

2. Tingkat Dasar II

Lama pendidikan 6 bulan dengan tanda tingkatan berupa ikat pinggang warna merah dan pemberian lambang ukuran besar.

a. Teknik beladiri

· Gerak dasar

· Rangkaian gerak : gerak di tempat, pengarahan , gerak terikat, berpasangan.

· Dasar-dasar perkelahian bebas.

b. Latihan pernafasan untuk Dasar II.

c. Materi Ujian :

· Teknik beladiri, rangkaian gerak dan perkelahian bebas.

· Tenaga, dengan materi : lari sejauh 10-20 km dan pemukulan dua buah beton diameter 30 posisi labil cm dan satu buah beton dengan posisi stabil. Dua sasaran dalam dua kali nafas.

3. Tingkat Balik I

Lama pendidikan 6 bulan dengan tanda tingkatan berupa ikat pinggang merah dan lambang ukuran besar dan kecil.

Materi pendidikan dan latihan :

a. Teknik beladiri

· Gerak Dasar.

· Rangkaian gerak : Pengarahan, terikat, praktis, perkelahian bebas, berpasangan, dan tangkap kunci.

b. Latihan Pernafasan untuk Tingkat Balik I.

c. Materi Ujian :

· Teknik beladiri rangkaian gerak terikat dan bebas dan perkelahian bebas.

· Tenaga dengan materi lari 10-20 km dan pemukulan tiga sasaran utama, balok es dengan posisis labil dengan sekali nafas.

4. Tingkat Balik II

Lama pendidikan 6 bulan dengan tanda tingkatan berupa ikat pinggang merah, lambang ukuran besar kecil, serta pita warna merah dengan lis hitam.

Materi Pendidikan dan Latihan :

a. Teknik beladiri :

· Gerakan tangan dan kaki.

· Rangkaian gerak : terikat, praktis, bebas, dan berpasangan.

· Perkelahian bebas.

b. Latihan Pernafasan untuk Balik II.

Kemampuan untuk menghancurkan lima sasaran dengan sekali nafas. Sasaran utama berupa batu kali posisi stabil dan materi variasi tingkat dasar I s/d balik I.

c. Materi Ujian :

· Teknik beladiri : rangkaian gerak dan perkelahian bebas.

· Tenaga : lari sejauh 10-20 km dan pemukulan sasaran utama berupa sebuah batu kali dengan posisi stabil.

5. Tingkat Kombinasi I

Lama pendidikan 9 bulan dan masa pengabdian selama 12 bulan dengan tanda tingkatan berupa ikat pinggang merah, lambang ukuran besar dan kecil, serta pita warna jingga.

a. Teknik beladiri

· Rangkaian gerak terikat

· Kuncian dan gerakan praktis defensif.

· Pengulangan rangkaian-rangkaian gerak.

· Perkelahian bebas.

b. Latihan Pernafasan untuk Kombinasi I.

Kemampuan untuk menghancurkan 7 sasaran dalam sekali nafas. Sasaran utama berupa batu kali posisi labil dan materi variasi tingkat Dasar I s/d tingkat Balik II materi tambahan pompa dragon .

c. Getaran Pribadi.

d. Pengetahuan tentang syaraf untuk menangani latihan.

e. Materi Ujian :

· Teknik beladiri, perkelahian bebas, tangkap kuncian dan rangkaian gerak terikat.

· Tenaga, dengan materi lari 10-20 km dan pemukulan sasaran utama berupa batu kali posisi labil.

6. Tingkat Kombinasi II

Lama pendidikan 9 bulan dan masa pengabdian selama 12 bulan dengan tanda tingkatan berupa ikat pinggang merah, lambang ukuran besar dan kecil, serta pita warna kuning.

Materi Pendidikan dan Latihan :

a. Teknik beladiri :

· Kuncian dan gerakan praktis ofensif. Rangkaian-rangkaian gerak perkelahian bebas.

b. Latihan Pernafasan untuk Kombinasi II.

Kemampuan menghancurkan 9 sasaran dalam sekali nafas. Sasaran utama berupa pompa dragon rangkap dua posisi stabil dan materi variasi tingkat Dasar I s/d tingkat Kombinasi I.

c. Getaran Alam.

d. Materi Ujian :

· Teknik beladiri (seluruh teknik beladiri tingkat dasar I s/d kombinasi I

· Gerak naluri

· Tenaga : lari 10-20 km dan pemukulan sasaran utama berupa pompa dragon rangkap dua dengan posisi stabil.

7. Tingkat Khusus I ( Khusus Tangan )

Lama pendidikan setahun dengan tanda tingkatan berupa ikat pinggang warna merah dengan lambang ukuran besar dan kecil, serta pita warna hijau.

Materi Pendidikan dan Latihan :

a. Teknik beladiri :

· Rangkaian gerak.

· Gerak teknik khusus tangan.

· Pengenalan dan penguasaan permainan senjata pendek.

b. Latihan Pernafasan untuk Khusus I.

Kemampuan menghancurkan 9 sasaran dengan nafas sesaat. Sasaran utama berupa per baja posisi stabil dan materi variasi tingkat Dasar I s/d tingkat Kombinasi II.

c. Getaran : gerak naluri.

d. Materi Ujian :

· Teknik beladiri.

· Pemukulan per baja.

Tingkat Khusus II (Khusus Kaki)

Lama pendidikan setahun dengan tanda tingkatan ikat pinggang warna merah, lambang ukuran besar dan kecil, serta pita warna biru.

Materi Pendidikan dan Latihan :

a. Teknik beladiri :

· Permainan jarak dekat.

· Pengenalan dan penguasaan permainan senjata bersifat lentur dan panjang.

b. Latihan Pernafasan untuk Khusus II.

c. Getaran.

d. Materi Ujian :

Teknik beladiri dan tenaga. Pengerahan kekuatan kaki dengan melenting 1,5 kali badan dengan arah ke kiri, ke kanan, depan, dan belakang.

8. Tingkat Khusus III ( Khusus badan)

Lama pendidikan setahun dengan tanda tingkatan ikat pinggang merah dengan lambang ukuran besar dan kecil, serta pita warna nila.

9. Tingkat Kesegaran

Lama pendidikan setahun dengan tanda tingkatan berupa ikat pinggang merah, lambang ukuran besar dan kecil, serta pita warna ungu.

10. Tingkat Inti I

Lama pendidikan setahun dengan tanda tingkatan berupa ikat pinggang merah, lambang ukuran besar dan kecil, serta pita warna putih.

11. Tingkat Inti II

Lama pendidikan setahun dengan tanda tingkatan berupa ikat pinggang merah, lambang ukuran besar dan kecil, serta pita warna merah dan putih.

Ratings and Recommendations by outbrain