Oleh Mas Ferry Hendarsin (Pelatih Nasional Merpati Putih) dan
Mas Boy Syahputra
Artikel ini pernah dimuat di Majalah Seni Beladiri DUEL
Menahan Serangan dengan Hasil Latihan
Kemampuan anggota badan atau bagian tubuh tertentu untuk tahan terhadap pukulan ataupun tumbukan dari benda lainnya, merupakan salah satu wujud dari hasil latihan pernafasan yang mengarah pada kemampuan tubuh untuk meredam pukulan ataupun tendangan yaitu dengan cara :
Sikap badan
- kaki dibuka lebar dengan telapak kaki sejajar, kedua lutut ditekuk.
- kedua tangan disimpan di samping pinggang dengan mengepal padat sehingga berbentuk kuda-kuda tengah sedang.
Cara Pernafasan
- Setelah kuda-kuda tengah sedang disiapkan dengan benar maka konsentrasi terhadap bentuk dan kekejangan seluruh otot sudah di mulai.
- Mengeluarkan nafas dengan cara berdesis dari mulut (hembuskan nafas sampai habis) dengan perut dikempiskan, tahan sebentar, kemudian menarik nafas dari hidung (menarik nafas sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bagian tengah dan atas paruparu, perut tetap kempis dan rongga dada diisi penuh dengan oksigen sehingga dada membusung.
- Setelah oksigen ada di posisi dada selama lebih kurang lima detik, sekat rongga badan (difragma) tahan ke bawah sehingga posisi nafas ada pada perut. Pada proses ini konsentrasi terhadap nafas sudah berlangsung. Lamanya nafas di perut adalah sama yaitu lebih kurang lima detik. Kemudian posisi nafas kembalikan ke atas, tetapi bukan ke dada melainkan konsentrasi pada rongga badan.
- Setelah posisi nafas ada di sekat rongga badan, demikian pula konsentrasi kekejangan dipusatkan di diafragma tersebut, bersama dengan semakin kuatnya kekejangan, kedua tangan yang mengepal dibuka secara perlahan-lahan sehingga membentuk telapak tangan terbuka dan menekuk ke bawah, selanjutnya didorong ke depan dengan sedikit mengarah turun ke bawah dan tangan membentuk silang di depan (tangan kanan di atas)
- Saat tangan mengejang di depan, pengejangan terus dilakukan dan konsentrasi pada bagian yang akan menjadi sasaran.
- Bila pukulan sudah selesai maka posisi nafas kembalikan ke dada, dan buang kembali dengan berdesis, dengan kekejangan tetap dipertahankan.
- Setelah selesai membuang nafas, kendurkan kekejangan secara perlahanlahan.
Bentuk latihan ini adalah salah satu dari bentuk-bentuk latihan lainnya, jadi untuk mendapatkan kemampuan yang maksimal haruslah dilakukan bentuk latihan lainnya. Yang penting ketika melakukan kekejangan salah satu otot maupun antar sendi seakanakan bersatu menjadi satu kesatuan, tentunya dengan konsentrasi pada kekejangan, otot, dan pernafasan.
Pemukulan Benda Keras
Ada beberapa faktor yang menentukan dalam pematahan benda keras (batang pompa, kikir, beton, dan sebagainya). Pertama adalah faktor benda yaitu ukuran, bentuk, elastisitas, dan ambang kerapatan gaya dari sasaran. Kedua adalah faktor pemukul, dalam hal ini adalah tangan manusia. Lebih rinci lagi bila tangan dibagi atas berat, kecepatan, dan kekakuan/kekuatan otot. Melalui latihan yang terencana, teratur, dan terarah seperti aerobik dan anaerobik dengan metode pengolahan dan pembinaan serta latihan fisik lainnya otot akan terlatih menjadi cepat, kuat dan liat. Apabila melakukan pemukulan/ pemecahan/pematahan akan lebih banyak menghasilkan lebih banyak gaya mekanis dan mengurangi kerugian akibat perubahan bentuk pada saat terjadi tumbukan. Untuk meningkatkan kemampuan teknik mematahkan benda keras harus dikembangkan teknik-teknik yang dapat mengurangi kerugian akibat perubahan bentuk tangan.
Bersambung...
No comments:
Post a Comment