Thursday, December 3, 2009

Aspek Kedokteran dari Kebugaran Merpati Putih

Oleh : Dr. Victor. S.U

Teknik pernafasan yang merupakan inti dari latihan-latihan diarahkan pada upaya mengaktifkan organ-organ tubuh. Pengejangan otot-otot (muscle) yang disertai penciptaan kondisi kekurangan oksigen, akan menimbulkan reaksi komplek dalam tubuh (organ-organ manusia) sehingga dicapai kondisi akhir berupa pengendoran otot, normalnya peredaran darah, normalnya syaraf dan organ-organ tubuh (yang tidak berpenyakit) menjadi lebih baik fungsinya. Hasil dari latihan akan sangat cepat terlihat baik langsung dirasakan oleh peserta latihan begitu selesai melakukan latihan. Dengan kata lain segala ketegangan dan hambatan substansi yang beredar ditubuh manusia, yang menimbulkan rasa lelah, lesu, loyo menjadi hilang.

Ilmu kedokteran olahraga menjelaskan gejala ini dengan teori aerobik dimana melibatkan Adenosin Tri Phosfat (ATP), hasil latihan Merpati Putih memperoleh manfaat yang lebih luas, seperti kelancaran peredaran darah, pengendoran syaraf, pengaktifan metabolisme dan kelenturan tubuh. Kelenturan tubuh bagi manusia merupakan indikasi tingkat kesempurnaan bekerjanya organ-organ tubuh yaitu bekerja secara sempurna. Bahkan pada tingkat kelenturan yang sangat baik akan membawa kondisi orang itu ketingkat kebijaksanaan normal, tidak emosional, bahkan menunjukkan penampilan tenang serta peningkatan kecerdasan (IQ,EQ,SQ). Dalam kondisi ketenangan bathin dan fisik, kemudian program latihan dilanjutkan dengan menitikberatkan pada pengendalian organ-organ tubuh. Pada periode ini kesadaran dipergunakan untuk menuntun/memandu signa-signal kemauan (niat/karsa) melalui syaraf-syaraf yang telah diaktifkan menuju sasaran-sasaran yang dikehendaki oleh otak. Kemudian signal-signal ini “diterjemahkan” melalui organ-organ yang sangat komplek dalam diri manusia, yang bekerja sebagai pengubah bentuk energi (energy conventer) menjadi getaran-getaran universal yang meyebabkan organ-organ lain menjadi “mengerti” dan “tanggap”. Kerjanya dengan prinsip resonansi/getaran melalui pengantar syaraf. Karena bekerjanya secara resonansi/getaran maka signal-signal kemauan yag dikeluarkan oleh kesadaran otak akan merupakan daya penyulut (triger energy,detonator) terhadap organ-organ tubuh sehingga nergi resonansi ini dapat berkembang berlipat-lipat ganda besarnya.


Jadi latihan-latihan pada tahap ini adalah mengaktifkan fungsi organ-organ tubuh untuk bisa meresonir (mencapai kondisi resonansi) dengan signal-signal kesadaran. Namun dalam tahap ini manusia terbatas pada kesadaran intern dalam diri sendiri. Hasil nyata dari latihan ini adalah terciptanya stamina tinggi serta timbulnya daya kolosal. Dimana daya kolosal yang ditimbulkan oleh peserta latihan merupakan gabungan dari gaya mekanik oleh reaksi ATP. Kemampuan resonansi organ terhadap daya ATP dan pengarahan energi gabungan itu oleh kehendak outputnya berupa daya mekanik, daya getaran komplek dan daya medan energi magnito-bioelectric yang disebut sebagai “POWER”

No comments:

Ratings and Recommendations by outbrain